Ginger ale adalah soda terkenal yang dibumbui dengan jahe. Meskipun banyak yang mengonsumsinya untuk meredakan sakit perut, ini juga merupakan minuman yang menyegarkan.
Jika Anda sudah meminum ginger ale selama bertahun-tahun, Anda mungkin penasaran dengan efek dan variasinya bagi kesehatan.
Pada artikel ini, kita akan mempelajari pro dan kontra dari ginger ale dan menjelajahi berbagai jenisnya.
Apa itu minuman jahe?
Ginger ale adalah minuman berkarbonasi yang dicampur dengan kulit jahe. Meskipun banyak yang menikmatinya sendirian, ini juga menjadi favorit dalam resep koktail.
Kebanyakan bir jahe yang dibeli di toko diberi label sebagai soda. Mereka dibuat dengan mencampurkan air berkarbonasi dengan pemanis seperti gula atau sirup jagung fruktosa tinggi, ditambah dengan rasa jahe alami atau sintetis.
Seringkali, Anda akan menemukan bahan tambahan seperti asam sitrat dan natrium benzoat dalam minuman jahe, bersama dengan warna karamel.
Beberapa merek menaburkan bahan-bahan rahasia lainnya di bawah payung "perasa alami". Campuran bahan-bahan ini dirahasiakan oleh perusahaan.
Namun ada juga minuman jahe tradisional, yang mungkin Anda temukan di toko tertentu atau online. Varian ini menggunakan ragi atau serangga jahe untuk memulai fermentasi.
Kutu jahe dapat disamakan dengan kultur starter pada roti penghuni pertama atau kombucha. Berasal dari tanaman bir jahe atau akar jahe mentah, ia berfermentasi, menumbuhkan bakteri baik dan ragi yang secara alami mengkarbonasi minuman tersebut.
Ginger ale yang diseduh secara tradisional biasanya menggunakan bahan-bahan yang lebih murni, termasuk gula tebu, jahe segar, dan air, tanpa pewarna sintetis.
Ringkasan: Ginger ale adalah minuman bersoda yang dibuat dengan jahe dan bahan pemanis. Meskipun banyak versi komersial menggunakan bahan-bahan buatan dan sirup jagung fruktosa tinggi, varian tradisional difermentasi secara alami dan memiliki komponen yang lebih murni.
Berbagai jenis bir jahe
Ada beberapa versi ginger ale yang bisa dipilih.
Inilah beberapa yang teratas:
- Reguler. Ini mencakup soda dan bir jahe kuno yang kita bicarakan sebelumnya. Bahan-bahannya biasanya mencakup jahe, bahan pemanis, dan karbonasi, dengan potensi tambahan berdasarkan merek tertentu.
- Kering. Istilah “kering” sering kali merupakan strategi branding. Ini mengacu pada bir jahe dengan rasa jahe yang lebih terasa dan "renyah", karena sumber dan metode pengolahan akar jahe yang berbeda.
- Diet. Variasi ini menukar gula dengan pemanis nol kalori atau sintetis.
Memilih ginger ale yang tepat terutama bergantung pada preferensi rasa pribadi dan prioritas bahan.
Ringkasan: Selain ginger ale standar, ada juga diet ginger ale dengan pemanis nol kalori dan ginger ale kering, yang terkenal dengan rasa jahenya yang kuat.
Manfaat kesehatan dari minuman jahe
Ginger ale mungkin bukan minuman kesehatan terbaik, tetapi jika dibuat dari jahe asli, minuman ini memiliki beberapa manfaat.
Akar jahe merupakan bagian tanaman jahe yang tumbuh di bawah tanah. Telah digunakan selama berabad-abad karena khasiatnya sebagai obat dan meningkatkan kesehatan, terutama untuk membantu pencernaan.
Kita sering menggunakan bubuk jahe dalam masakan sebagai bumbu kering. Ini juga merupakan rasa utama dalam ginger ale.
Penelitian menunjukkan bahwa jahe memiliki berbagai manfaat kesehatan. Namun, penting untuk dicatat bahwa manfaat ini berasal dari jahe itu sendiri dan belum tentu dari ginger ale.
Disarankan untuk Anda: Apakah mengunyah permen karet baik atau buruk untuk kesehatan Anda?
Ginger ale mungkin membantu meredakan mual
Jahe dapat bermanfaat dalam meredakan ketidaknyamanan perut dan mual akibat kondisi seperti sakit perut, migrain hebat, kemoterapi, atau mual di pagi hari selama kehamilan.
Beberapa senyawa alami dalam jahe, seperti gingerol dan shogaol, mungkin berkontribusi terhadap efek ini.
Namun, penelitian yang berfokus pada efek antimual jahe sering kali menggunakan ekstrak jahe pekat, bukan jumlah yang ditemukan dalam minuman jahe.
Ginger ale mungkin memiliki sifat antioksidan
Minyak jahe secara alami mengandung antioksidan yang membantu melindungi sel dari kerusakan yang dapat menyebabkan penyakit. Namun pengolahannya bisa mengurangi kekayaan antioksidan ini.
Ginger ale mungkin membantu meredakan migrain
Sebuah studi penelitian menunjukkan bahwa suplemen bubuk jahe 250 mg bekerja sebaik obat resep dalam mengurangi gejala migrain. Penelitian lain menunjukkan bahwa jahe yang dioleskan di bawah lidah juga membantu.
Ginger ale dapat membantu mengurangi peradangan
Jahe memiliki senyawa yang mungkin menunjukkan efek anti-inflamasi, sehingga berpotensi bermanfaat bagi otak dan persendian.
Ginger ale mungkin meningkatkan kesehatan jantung
Jahe dapat membantu mengelola tekanan darah tinggi, sebuah faktor yang terkait dengan kondisi jantung dan stroke.
Ginger ale bebas dari kafein
Karena ginger ale tidak mengandung kafein, ini bisa menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan cola atau minuman kaya kafein lainnya.
Jahe vs. bir jahe
Penting untuk dipahami bahwa manfaat kesehatan yang disebutkan terkait dengan jahe, bukan minuman jahe.
Meskipun jahe memiliki banyak manfaat kesehatan, ginger ale masih diklasifikasikan sebagai minuman ringan atau soda. Jadi, ini bukanlah obat mujarab kesehatan.
Disarankan untuk Anda: Teh jahe dalam kehamilan: Manfaat, keamanan, dan banyak lagi
Jika Anda memutuskan untuk mengonsumsi ginger ale, sebaiknya meminumnya sesekali dan sebagai bagian dari diet seimbang. Ketahuilah bahwa banyak bir jahe yang dibeli di toko mungkin memiliki perasa jahe buatan, sedikit jahe asli, dan kandungan gula yang tinggi.
Ringkasan: Jahe memiliki potensi manfaat kesehatan seperti efek anti-inflamasi dan antioksidan, meredakan migrain, dan mendukung kesehatan jantung. Namun, banyak minuman jahe yang dibeli di toko mengandung sedikit jahe dan kadar gula yang tinggi.
Kemungkinan efek samping dari minuman jahe
Ginger ale umumnya aman bagi sebagian besar orang bila dikonsumsi dalam jumlah sedang, namun ada beberapa potensi efek samping yang perlu dipertimbangkan.
Gas dan kembung
Minum ginger ale dapat menyebabkan perasaan kenyang, bersendawa, dan peningkatan gas. Hal ini disebabkan oleh karbonasi, yang merupakan efek samping khas dari semua minuman bersoda.
Ginger ale versi diet mengandung pemanis buatan, terkadang dalam bentuk gula alkohol. Mengonsumsinya dalam jumlah banyak bisa menyebabkan kembung atau diare.
Dampak penambahan gula
Bagi banyak orang, bahan yang paling mengkhawatirkan dalam ginger ale adalah tambahan gula.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa asupan gula tambahan yang berlebihan dapat menyebabkan penambahan berat badan dan masalah kesehatan jangka panjang.
Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang sering meminum minuman manis, termasuk soda, cenderung memiliki berat badan lebih banyak dan memiliki lebih banyak lemak perut.
Selain itu, pola makan tinggi gula dapat meningkatkan risiko masalah gigi, penyakit jantung, obesitas, diabetes tipe 2, dan masalah kesehatan lainnya.
Perlu dicatat bahwa gula yang ditemukan secara alami dalam makanan seperti buah-buahan atau produk susu tidak terkait dengan risiko kesehatan ini.
Asupan gula tambahan harian yang direkomendasikan adalah di bawah 200 kalori untuk diet 2.000 kalori.
Sekaleng ginger ale berukuran 12 ons (360 mL) dapat mengandung hingga 36 gram gula tambahan, yang setara dengan 72% dari asupan harian yang direkomendasikan berdasarkan diet 2.000 kalori.
Label bahan mungkin mencantumkan gula dengan berbagai nama, seperti sirup agave atau gula tebu organik. Sebaiknya baca label produk dan batasi asupan minuman jahe manis Anda.
Disarankan untuk Anda: Soda diet: Baik atau buruk?
Kekhawatiran tentang pemanis buatan
Temuan terbaru menunjukkan bahwa pemanis yang tidak bergizi dapat menyebabkan gangguan metabolisme. Salah satu teorinya adalah bahwa makanan tersebut mungkin berdampak pada keseimbangan bakteri usus yang sehat, sehingga berpotensi menyebabkan diabetes dan penambahan berat badan.
Sebuah penelitian mengamati bahwa mereka yang meminum soda diet lebih rentan terhadap masalah metabolisme dibandingkan mereka yang mengonsumsi soda biasa atau tidak sama sekali.
Peminum diet soda juga memiliki pinggang lebih besar dan kadar gula darah tinggi.
Namun, efek pasti dari pemanis ini terhadap kesehatan usus dan metabolisme masih diperdebatkan, dan diperlukan lebih banyak penelitian.
Pemanis nonnutrisi yang umum termasuk sakarin, aspartam, dan stevia, semuanya disetujui FDA dan mungkin ada dalam diet ginger ale.
Tinjauan komprehensif terhadap 56 penelitian mengenai pemanis ini tidak menemukan perbedaan signifikan dalam hasil kesehatan antara konsumen dan non-konsumen. Namun, banyak dari penelitian ini memiliki kualitas yang lebih rendah, sehingga menunjukkan bahwa diperlukan penelitian yang lebih teliti.
Salah satu pemanis, aspartam, yang sering ditemukan dalam minuman jahe, telah dikaitkan dengan potensi efek samping, namun temuannya tidak konsisten. Beberapa penelitian menunjukkan hal itu mungkin menyebabkan peradangan, namun sebagian besar penelitian ini didasarkan pada model hewan.
Tinjauan lain menunjukkan bahwa aspartam dosis tinggi dapat menyebabkan masalah pada mereka yang sensitif terhadapnya, seperti sakit kepala atau insomnia. Namun, diperlukan lebih banyak bukti untuk mengkonfirmasi temuan ini.
Potensi interaksi dengan pengencer darah
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi jahe berlebihan dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko pendarahan. Jadi, asupan jahe yang tinggi bisa mengganggu pengobatan pengencer darah.
Singkatnya, meskipun ginger ale dapat dinikmati dengan aman dalam jumlah sedang, penting untuk mewaspadai potensi efek samping dari tambahan gula dan pemanis buatan. Selain itu, mereka yang menggunakan obat pengencer darah harus berhati-hati dengan jahe dalam jumlah besar.
Ringkasan: Minum ginger ale dalam jumlah sedang biasanya aman, tapi hati-hati dengan tambahan gula dan pemanis buatan. Asupan jahe yang tinggi juga mungkin mempengaruhi mereka yang menggunakan obat pengencer darah.
Cara memilih minuman jahe yang lebih sehat
Ginger ale merupakan minuman favorit banyak orang sehingga menjadi pemandangan umum di supermarket.
Untuk mendapatkan versi ginger ale yang lebih sehat, mulailah dengan memeriksa bahan dan rincian nutrisi yang tertera pada label kaleng atau botol.
Setiap ginger ale memiliki beberapa bentuk pemanis, baik tambahan gula maupun pengganti gula. Banyak dari mereka memiliki lebih banyak gula daripada jahe sebenarnya.
Beberapa bir jahe menggunakan sirup jagung fruktosa tinggi (HFCS) sebagai pemanis. Jenis gula ini diproses secara berbeda di dalam tubuh kita dan dapat menyebabkan penumpukan lemak di hati, perubahan lemak darah, dan lemak perut yang tidak sehat.
Meskipun tidak ada tambahan gula yang benar-benar bermanfaat, sebaiknya batasi gula yang mengandung HFCS. Gula lain bisa masuk ke dalam diet seimbang jika Anda tidak berlebihan.
Selain itu, pilihlah minuman jahe yang menghindari bahan tambahan tambahan seperti pewarna buatan. Sekilas tentang bahan-bahannya akan membantu Anda di sini.
Ringkasan: Untuk pilihan ginger ale yang lebih baik, pilih yang tanpa sirup jagung fruktosa tinggi dan bebas dari pewarna buatan. Meskipun ginger ale bukanlah minuman kesehatan, memeriksa bahan-bahannya dapat memandu Anda mengambil pilihan yang lebih cerdas.
Ringkasan
Ginger ale adalah minuman bersoda yang terbuat dari jahe yang dikombinasikan dengan bahan pemanis, seperti gula, sirup jagung fruktosa tinggi, atau pemanis tanpa kalori.
Banyak bir jahe yang dibeli di toko mengandung sedikit jahe dan mengandung banyak gula. Namun, beberapa jenis jahe tradisional memiliki jahe asli yang difermentasi.
Jahe memiliki potensi manfaat untuk kesehatan jantung, mengatasi sakit kepala, dan meredakan mual. Ia juga memiliki kualitas antioksidan dan anti-inflamasi. Jadi, bir jahe dengan jahe yang lebih asli mungkin merupakan pilihan yang lebih sehat.
Disarankan untuk Anda: 8 minuman sehat kaya elektrolit
Namun perlu diingat bahwa rasa bersoda pada minuman jahe dapat menyebabkan kembung. Selain itu, gula di dalamnya dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan jangka panjang jika Anda minum terlalu banyak.
Jika Anda memiliki kondisi yang disebut fenilketonuria, hindari versi diet yang mengandung pemanis fenilalanin.
Selain itu, mengonsumsi banyak jahe mungkin bukan ide yang baik jika Anda sedang menjalani pengobatan pengencer darah.
Untuk menemukan ginger ale yang lebih baik untuk Anda, bacalah bahan-bahannya, pilih yang mengandung lebih sedikit gula, dan pilih berdasarkan kebutuhan dan selera kesehatan Anda masing-masing.